Kejam, Ilmuwan Ini Jadikan Bayi Sebagai Kelinci Percobaan, Hasilnya Benar-Benar Mengerikan

Eksperimen pada manusia memberikan manfaat bagi banyak manusia namun menimbulkan kerugian bagi manusia yang dijadikan eksperimen. Banyak ilmuwan yang menggunakan manusia sebagai kelinci percobaan. Mulai dari eksperimen obat dari penyakit menular, bom hingga eksperimen psikologis. Ada sebuah eksperimen gila yang melibatkan seorang bayi berusia dibawah 1 tahun. Eksperimen ini terjadi pada tahun 1920. Ini adalah sebuah eksperimen psikologis namun berakibat fatal bagi sang relawan. Eksperimen ini bernama The Little Albert. Ibu sang bayi merupakan orang miskin, sehingga mengijinkan anaknya dijadikan eksperimen dengan imbalan sejumlah uang.


John Broadus Watson (1879-1958) adalah psikolog yang bertanggung jawab atas eksperimen Little Albert. Watson dikenal karena penemuannya sebuah teori bernama Behaviorisme. Eksperimen dibalik penemuan teori ini sangat menyayat hati. Watson menggunakan subjek seorang bayi dibawah usia 1 tahun bernama asli Douglas Merrite. Akibat eksperimen gila yang dilakukan Watson, Dorlas Merrite menderita gangguan kepribadian dan fobia. Anak malang ini kemudian meninggal di usianya yang ke 7 tahun.

Little Albert (julukan untuk Douglas Merrite) merupakan anak yang dititipkan di tempat penitipan anak rumah sakit John Hopkins. Ibu bayi ini bekerja, sehingga terpaksa menitipkan sang anak di tempat itu.


Tahapan pertama eksperimen adalah mengenalkan Little Albert pada beberapa objek seperti bulu, mainan berbulu, topeng, kertas yang terbakar, kelinci dan tikus. Awalnya sang bayi menyukainya dan tersenyum saat melihat benda-benda ini. Eksperimen selanjutnya, bayi disimpan di sebuah ruang kosong berisi matras. Kemudian seekor tikus putih dibawa masuk. Tanpa terlihat takut, sang bayi tertawa dan bermain bersama objek.


Tahap selanjutnya adalah tikus yang sama dimasukan kembali kedalam ruangan dengan kondisi yang berbeda. Setiap kali Little Albert menyentuh tikus maka akan terdengar suara yang sangat keras. Suara yang berasal dari palu dan meja besi. Ia merasa ketakutan dan kemudian menangis. Hal ini terus-menerus dilakukan. Hingga akhirnya ia takut untuk menyentuh tikus.


Setelah dilakukan berulang-ulang dalam beberapa hari, hasilnya Little Albert merasa takut setiap kali melihat benda berbulu. Eksperimen dilanjutkan, Watson dan asistennya masuk kedalam ruangan dengan menggunakan kostum dan topeng berbulu. Hasilnya sang bayi merasakan ketakutan yang sama.

Sang bayi mengalami trauma dan sayangnya Watson tidak pernah sekalipun berusaha untuk menyembuhkan Little Albert. Setelah eksperimennya selesai, Watson meninggalkan Little Albert begitu saja dengan luka psikisnya. Banyak yang setuju bahwa eksperimen ini sangat kejam. Bagaimana menurut Ucers?

Sumber: Psychologized.org
HALAMAN SELANJUTNYA:

loading...
loading...