Dihina Anak di Depan Umum, Namun Saat Celana Nenek ini Diangkat, Semua Orang Yang Melihat Justru Tak Kuasa Menahan Air Mata…

Anak durhaka kepada ibunya sepertinya bukan jadi cerita yang baru lagi. Beberapa diantaranya bahkan ada yang tega menggugat dan mempidanakan ibu kandungnya sendiri. Seperti kasus yang terjadi di Bandung pada awal tahun lalu.


Namun bukan itu yang akan dibahas kali ini, melainkan sebuah kisah yang terjadi di China. Huang, itulah namanya. Ia tidak pernah menyangka jika anaknya bisa menjadi durhaka kepadanya, dengan mempermalukannya di depan umum.

Di usianya yang sudah lanjut, dengan kulit yang sudah mengeriput, anaknya bukan merasa iba dan merawatnya, ia malah tak mengakui ibunya dan mengeluarkan kata-kata kasar.

Sebelumnya, melansir Merdeka.com, nenek Huang dulunya gadis desa yang sangat cantik. Banyak para pria yang jatuh hati padanya, namun seorang pria sederhana dengan hati baiklah yang berhasil meluluhkan hatinya. Mereka kemudian menikah dan dikaruniai anak kembar, satu cewek dan satu cowok.

Kehadiran dua buah hatinya itu menjadi pelengkap kebahagiaan mereka. Sampai akhirnya, nenek Huang harus dihadapi kenyataan pahit. Suaminya meninggal akibat terhantam batu dan terjatuh saat sedang mendaki gunung.

Sejak kepergian suaminya, nenek Huang jadi banting tulang untuk menafkahi kedua anaknya. Saat itu anaknya masih sangat kecil, baru berusia 3 tahun.

Setelah selama beberapa waktu melakoni pekerjaan berat, nenek Huang merasa sangat lelah. Ia seolah ingin berhenti bekerja. Ia pun akhirnya membuat suatu keputusan mengejutkan, di mana mengusir kedua anaknya dan berkata tak mau lagi merawat mereka.

Ia lantas mengusir anaknya, meski ia melihat air mata membasuhi pipi kedua anaknya.


Anak laki-lakinya yang bernama Ah Jun kemudian diadopsi oleh sebuah keluarga kaya raya yang tempat tinggalnya juga berada di daerah situ.

Tanpa terasa, Ah Jun pun tumbuh dewasa dan menjadi orang sukses yang bekerja di kota besar. Meski tinggal di kota, Ah Jun tak pernah lupa menjenguk kedua orangtua angkatnya. Tapi tidak dengan ibu kandungnya, ia seperti masih menyimpan dendam kepada ibunya.

Hingga tiba saatnya Ah Jun tak sengaja bertemu dengan nenek Huang di sebuah pohon besar yang merupakan tempat favorit nenek Huang untuk bersantai di sore hari.

Tapi dalam pertemuan itu, Ah Jun yang masih menyimpan dendam lantas meluapkannya dengan mempermalukannya.

Ah Jun juga menghina nenek Huang, dengan cara mengajak kakaknya yang sedang duduk bersama nenek Huang untuk ikut ke kota bersamanya.

“Kak, ayo kita pergi! Pergilah bersamaku ke kota untuk hidup dengan kenyamanan. Untuk apa kamu masih menjaga wanita tua yang tidak tahu diri itu? Apa kamu lupa, dia sudah mengusir kita?” demikian ucap Ah Jun.

Nenek Huang hanya pasrah saat mendengar kalimat menyakitkan yang keluar dari darah dagingnya. Air mata pun jatuh membasahi pipinya. Sementara kakak Ah Jun yang tidak terima atas sikap adiknya langsung menampar wajahnya.

Ia lalu membawa Ah Jun mendekat kepada ibunya, dan kemudian mengangkat celana nenek Huang.

Seketika, Ah Jun dibuat menangis histeris.

Nenek Huang ternyata sudah tidak mempunyai kaki. Kakaknya pun langsung menjelaskan alasan kenapa ibunya mengusir mereka. Saat nenek Huang bekerja, kakinya patah namun kondisinya tak diceritakan kepada mereka.

Karena tak ingin melihat anak-anaknya menderita akibat kondisinya, ia pun akhirnya membuat keputusan tersebut.

Ah Jun yang mendengar penjelasan itu langsung jatuh berlutut di atas tanah, sambil meraba-raba celana nenek Huang yang kosong tak berkaki, dan suaranya bergema seketika saat menyebut kata “Ibu”.
HALAMAN SELANJUTNYA:

loading...
loading...